【币界】 Sebuah proposal radikal tentang tokenisasi saham sedang mengguncang pasar. Seorang eksekutif dari sebuah lembaga investasi mengemukakan sebuah konsep token HOOD—mengikat pemegang saham dan pengguna dengan jumlah pasokan tetap, di mana setengahnya diberikan kepada pemegang saham dan setengahnya kepada pengguna, lalu 5% dari pendapatan digunakan untuk membeli kembali saham. Strategi ini diklaim mampu menciptakan peningkatan nilai pasar sebesar 10 miliar hingga 30 miliar dolar AS secara hipotetis, terdengar sangat menarik.
Namun, dunia keuangan tradisional tidak setuju. Keraguan utama berfokus pada dua poin: apakah langkah ini akan melanggar kewajiban fidusia terhadap pemegang saham? Bagaimana jika hak-hak pemegang saham saat ini terdilusi? Pendukung berpendapat bahwa ini adalah inovasi keuangan yang harus dilakukan, sementara penentang menganggap ini sebagai lelucon terhadap garis merah regulasi.
Yang menarik, perdebatan ini muncul pada waktu yang cukup sensitif—tepat setelah perusahaan tersebut melaporkan hasil keuangan yang mengesankan: pendapatan kuartal sebesar 1,27 miliar dolar dan laba bersih 556 juta dolar. Saat bisnis tradisional berkembang pesat, tiba-tiba perusahaan ingin merangkul Web3. Apakah langkah ini sebagai antisipasi masa depan atau sekadar langkah yang tidak perlu? Regulator belum memberikan pernyataan resmi, tetapi pasar sudah heboh.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Rencana Tokenisasi Saham Memicu Kontroversi: Skema Valuasi Puluhan Miliar atau Area Berisiko Regulasi?
【币界】 Sebuah proposal radikal tentang tokenisasi saham sedang mengguncang pasar. Seorang eksekutif dari sebuah lembaga investasi mengemukakan sebuah konsep token HOOD—mengikat pemegang saham dan pengguna dengan jumlah pasokan tetap, di mana setengahnya diberikan kepada pemegang saham dan setengahnya kepada pengguna, lalu 5% dari pendapatan digunakan untuk membeli kembali saham. Strategi ini diklaim mampu menciptakan peningkatan nilai pasar sebesar 10 miliar hingga 30 miliar dolar AS secara hipotetis, terdengar sangat menarik.
Namun, dunia keuangan tradisional tidak setuju. Keraguan utama berfokus pada dua poin: apakah langkah ini akan melanggar kewajiban fidusia terhadap pemegang saham? Bagaimana jika hak-hak pemegang saham saat ini terdilusi? Pendukung berpendapat bahwa ini adalah inovasi keuangan yang harus dilakukan, sementara penentang menganggap ini sebagai lelucon terhadap garis merah regulasi.
Yang menarik, perdebatan ini muncul pada waktu yang cukup sensitif—tepat setelah perusahaan tersebut melaporkan hasil keuangan yang mengesankan: pendapatan kuartal sebesar 1,27 miliar dolar dan laba bersih 556 juta dolar. Saat bisnis tradisional berkembang pesat, tiba-tiba perusahaan ingin merangkul Web3. Apakah langkah ini sebagai antisipasi masa depan atau sekadar langkah yang tidak perlu? Regulator belum memberikan pernyataan resmi, tetapi pasar sudah heboh.