Para investor obligasi bencana Jamaika sedang menghadapi kemungkinan kehilangan total. Badai Melissa baru saja memicu klausul pembayaran penuh, yang berarti pemegang obligasi akan menerima kompensasi 100% untuk dampak bencana. Obligasi bencana ini berfungsi seperti kontrak asuransi—ketika ambang bencana alam yang telah ditentukan terlampaui, pembayaran otomatis dimulai. Peristiwa Melissa ini melanggar setiap batas merah dalam parameter perjanjian. Bagi yang tidak familiar, obligasi bencana mewakili mekanisme transfer risiko yang unik di mana investor pada dasarnya bertaruh melawan bencana besar. Ketika badai, gempa bumi, atau peristiwa memenuhi syarat lainnya mencapai tingkat intensitas tertentu, modal mengalir ke daerah yang terkena dampak. Instrumen Jamaika ini baru saja berfungsi persis seperti yang dirancang, meskipun investor tentu tidak berharap untuk melihat skenario ini terjadi.