Banyak old suckers yang bingung dengan satu pertanyaan: Apakah Aset Kripto bisa mengungguli perusahaan AI? Sebenarnya, pertanyaan ini salah.

Melihat struktur aset sudah jelas—90% aset di pasar tradisional telah kalah dari aset kripto. Perusahaan tradisional yang dinilai ribuan miliar dolar sudah lama mengunci ritel di luar. Ini sama sekali tidak ada urusannya denganmu.

Sebaliknya di sisi enkripsi, banyak proyek protokol dalam beberapa tahun terakhir memang berada di titik terendah, terdengar sangat menyedihkan. Namun, kita harus melihat fundamentalnya, lima tahun terakhir adalah yang paling solid saat ini. Setelah beberapa siklus, jika kita melihat kembali, kurva pertumbuhan aset kripto mungkin tidak kalah dibandingkan AI. Tetapi ini bukan tentang enkripsi yang menang, melainkan—model aset itu sendiri yang menang.

Kunci terletak pada dua poin: pertama adalah efisiensi modal, kedua adalah ambang partisipasi. Apa yang diberikan pasar saham tradisional? Banyak orang dalam yang menghasilkan uang cepat, investasi swasta menjadi modal dalam, dan investor ritel? Terus antre. Sementara aset kripto memiliki ambang batas nol, efisiensi yang sangat tinggi, inilah yang menjadi kunci kemenangan.

Menggunakan perumpamaan yang jelas: sebuah mesin V8 seharga 2 juta tidak mungkin mampu mengalahkan sebuah mobil listrik empat roda seharga 500 ribu, karena zaman sudah berbeda. Foto yang diambil dengan ponsel seharga 7000 15 tahun yang lalu, jika dikeluarkan lagi dan dibandingkan dengan Apple pada masa itu, sudah tidak ada artinya lagi. Pola pikir keuangan tradisional sudah lama usang, mereka tidak dapat menciptakan apa pun, hanya menghasilkan kemewahan virtual. Valuasi unicorn global semakin tinggi, nihilisme finansial semakin parah. Pada akhirnya, para investor ritel akan secara kolektif berbondong-bondong ke pasar global untuk melakukan taruhan terakhir.

Bitcoin dan Ethereum, tepatnya berdiri di titik sejarah ini.