Emas baru saja mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di $4,383 per ons.

Sementara itu, Bitcoin berada sekitar 28% di bawah puncaknya—menandai kinerja kuartal keempat terburuknya dalam tujuh tahun terakhir. Apa yang mencolok? Penurunan ini terjadi tanpa adanya katalis negatif besar atau penyebaran ketakutan yang luas.

Pemisahan antara kedua aset ini patut untuk diperiksa.

Inilah yang kemungkinan terjadi: Emas mendapatkan manfaat dari akumulasi bank sentral yang berkelanjutan dan apa yang bisa Anda sebut sebagai rotasi modal pada akhir siklus. Uang yang mulai khawatir tentang prospek pertumbuhan secara alami mengalir ke tempat aman tradisional. Institusi yang menyeimbangkan portofolio, manajer cadangan yang mendiversifikasi ke aset fisik—semuanya saling berkaitan.

Bitcoin, di sisi lain, tetap merupakan aset yang berisiko. Ia berkorelasi dengan ekspektasi pertumbuhan, sentimen teknologi, dan kondisi likuiditas. Ketika angin makro ini berubah, demikian juga dinamika permintaan Bitcoin.

Pertanyaan sebenarnya bukan mengapa Bitcoin baru-baru ini berkinerja buruk. Namun, apakah pola alokasi modal ini akan bertahan atau berbalik ketika selera risiko kembali ke pasar.