Sebuah fenomena menarik di pasar kripto baru-baru ini layak untuk diikuti — data penambangan DOGE di seluruh jaringan menunjukkan situasi yang kontras.

Dari sudut pandang data, total daya komputasi jaringan turun dari 3,71 PH/s menjadi 2,74 PH/s, dengan penurunan sekitar 26%. Namun, dalam periode yang sama, jumlah koin yang ditambang oleh mesin penambangan Antminer L9 dalam 24 jam melonjak dari 60 koin menjadi 85 koin, dengan peningkatan pendapatan sekitar 40%. Logika di balik ini sebenarnya tidak rumit—ketika harga koin mencapai "harga mati" bagi sebagian penambang, mereka akan memilih untuk keluar, sementara penambang yang tersisa dapat berbagi lebih banyak hadiah blok, menciptakan siklus terbalik.

Dari pola sejarah, setiap kali terjadi penurunan daya komputasi yang signifikan, harga DOGE sering kali menunjukkan performa yang kuat. Apakah kali ini akan melanjutkan pola ini, patut dipikirkan oleh para pelaku pasar.

Di tingkat aplikasi, ekosistem DOGE juga terus berkembang. Dari merek konsumsi seperti Starbucks, Gucci, dan LV, hingga merek premium seperti Ferrari dan Porsche, kemudian ke transaksi properti di Jepang, serta baru-baru ini Tesla secara resmi mendukung pembayaran DOGE, penerapan DOGE dalam skenario nyata semakin cepat. Selain itu, Jepang secara resmi mengakui koin ini sebagai produk keuangan, yang juga meningkatkan tingkat pengakuan sistemik di pasar.

Dalam hal emosi pasar, konsensus dan emosi sering kali menjadi penggerak dalam gelombang koin Meme. Kinerja proyek seperti PEPE dan SHIB telah membuktikan hal ini. Sementara itu, DOGE memiliki dukungan aplikasi nyata yang lebih banyak dibandingkan dengan koin Meme murni karena sifat komunitas dan akumulasi ekosistemnya yang unik. Analisis luar negeri umumnya optimis terhadap potensi pergerakan dalam jangka pendek hingga menengah.

Berdasarkan data total hash, kemajuan ekosistem, dan konsensus pasar, pergerakan mesin penambangan kali ini mungkin memang layak diperhatikan. Namun, apakah ini merupakan peluang atau risiko, akhirnya tetap harus dinilai berdasarkan kemampuan toleransi risiko masing-masing.