Apa Mata Uang dengan Nilai Terendah di Dunia pada tahun 2025? 10 Mata Uang Terlemah

Sebuah pertanyaan “mata uang apa yang paling rendah nilainya di dunia” tidak memiliki jawaban sederhana. Ketika kita mengamati situasi ekonomi global di tahun 2025, kita menemukan bahwa ada berbagai mata uang yang menghadapi krisis depresiasi yang mendalam. Real Brasil, misalnya, menutup tahun 2024 sebagai mata uang terburuk di antara mata uang utama, dengan depresiasi sebesar 21,52%. Namun, skenario ini tidak signifikan dibandingkan dengan apa yang terjadi di negara lain, di mana seluruh populasi hidup dengan mata uang yang hampir kehilangan seluruh daya beli.

Mengapa Beberapa Mata Uang Kehilangan Nilai Begitu Banyak?

Memahami mata uang apa yang paling rendah nilainya di dunia memerlukan analisis faktor ekonomi yang menghancurkan kekuatan moneter. Kerentanan sebuah mata uang tidak pernah kebetulan, melainkan hasil dari badai keadaan yang sempurna.

Inflasi di luar kendali: Sementara ekonomi yang sehat menghadapi inflasi sekitar 5% hingga 7% per tahun, negara-negara yang sedang krisis melihat harga mereka melipatgandakan setiap bulan. Fenomena hiperinflasi ini menghancurkan tabungan dan gaji secara devastatif, membuat mata uang lokal menjadi hampir tidak berguna.

Ketidakstabilan politik kronis: Kudeta, konflik internal, dan pemerintahan transisi menakut-nakuti investor. Tanpa keamanan hukum, modal asing melarikan diri dan mata uang lokal berubah menjadi kertas tanpa nilai nyata di pasar internasional.

Sanksi ekonomi internasional: Ketika komunitas global membatasi akses sebuah negara ke sistem keuangan, hasilnya sudah dapat diperkirakan: mata uang nasional menjadi tidak dapat digunakan untuk transaksi global. Situasi geopolitik terbaru memperkuat tekanan ini di berbagai negara.

Cadangan internasional yang tidak cukup: Bank sentral tanpa dolar atau emas di cadangan tidak mampu mempertahankan mata uangnya di pasar. Tanpa dukungan asing, depresiasi menjadi tak terhindarkan.

Fuga modal: Ketika warga lebih memilih menyimpan mata uang asing secara informal daripada berinvestasi dalam mata uang lokal, jelas bahwa kepercayaan telah hilang sepenuhnya.

10 Jawaban Untuk Mata Uang Apa yang Paling Rendah Nilainya di Dunia

1. Libra Libanesa (LBP) – Juara Depresiasi

Libra Lebanon adalah jawaban paling mutlak untuk pertanyaan: mata uang apa yang paling rendah nilainya di dunia. Secara resmi, kurs harusnya 1.507,5 libra per dolar, tetapi kurs ini tidak berlaku secara praktis sejak 2020. Di pasar nyata, dibutuhkan lebih dari 90 ribu libra untuk membeli 1 dolar. Situasinya sangat kritis sehingga bank membatasi penarikan dan toko-toko hanya menerima dolar. Di Beirut, pengemudi layanan transportasi online menolak pembayaran dalam libra Lebanon dan menuntut dolar.

2. Rial Iran (IRR) – Korban Sanksi

Pembatasan ekonomi internasional telah mengubah rial menjadi mata uang yang hampir tidak bernilai. Dengan hanya 100 real Brasil, siapa pun bisa menjadi “juta” rial Iran. Pemerintah berusaha mengendalikan kurs resmi, tetapi banyak kurs paralel menguasai pasar nyata. Akibatnya, banyak pemuda Iran beralih ke cryptocurrency sebagai cadangan nilai yang lebih dapat diandalkan daripada mata uang nasional sendiri.

3. Dong Vietnam (VND) – Kerentanan Sejarah

Vietnam adalah kasus yang berbeda: ekonominya tumbuh, tetapi dong secara historis tetap depresiasi karena pilihan kebijakan moneter. Menarik 1 juta dong dari ATM menghasilkan tumpukan uang yang layak untuk film fiksi. Bagi wisatawan, ini berarti daya beli yang tampaknya tak terbatas, tetapi bagi warga Vietnam, ini berarti impor menjadi sangat mahal dan daya beli internasional menjadi terbatas.

4. Kip Laos (LAK) – Ekonomi Kecil, Mata Uang Lemah

Laos menghadapi ekonomi yang kecil, ketergantungan kritis pada impor, dan inflasi konstan. Kip sangat lemah sehingga pedagang di perbatasan dengan Thailand lebih suka menerima baht Thailand. Ini langsung mempengaruhi daya beli masyarakat.

5. Rupiah Indonesia (IDR) – Ekonomi Besar, Mata Uang Lemah

Secara paradoks, Indonesia adalah ekonomi terbesar di Asia Tenggara, tetapi rupiah tidak pernah mampu menguat. Sejak 1998, rupiah termasuk mata uang paling lemah di dunia. Bagi wisatawan Brasil, Bali menawarkan biaya yang sangat rendah, memungkinkan hidup mewah dengan anggaran yang modest.

6. Som Uzbekistan (UZS) – Warisan Ekonomi Tertutup

Uzbekistan telah melakukan reformasi ekonomi signifikan, tetapi som masih mencerminkan dekade isolasi keuangan. Meski berusaha menarik investasi, mata uang tetap lemah.

7. Franc Guinea (GNF) – Kekayaan Alam, Mata Uang Lemah

Guinea memiliki kekayaan emas dan bauksit yang melimpah, tetapi ketidakstabilan politik dan korupsi mencegah kekayaan ini menjadi mata uang yang kuat. Ini adalah contoh klasik potensi ekonomi yang tidak terealisasi.

8. Guarani Paraguay (PYG) – Tetangga yang Secara Historis Lemah

Paraguay mempertahankan ekonomi yang relatif stabil, tetapi guarani secara tradisional lemah. Ini menjelaskan mengapa Ciudad del Este tetap menjadi surga belanja bagi warga Brasil.

9. Ariary Malagasi (MGA) – Kemiskinan Terlihat dari Mata Uang

Madagaskar adalah salah satu negara termiskin di dunia, dan ariary mencerminkan kenyataan keras ini. Impor menjadi sangat mahal, meninggalkan masyarakat dengan daya beli internasional yang hampir nol.

10. Franc Burundi (BIF) – Ketidakstabilan Politik Ekstrem

Melengkapi daftar mata uang paling rendah nilainya di dunia, franc Burundi sangat lemah sehingga transaksi besar memerlukan orang membawa kantong penuh uang fisik. Ketidakstabilan politik kronis di Burundi langsung tercermin dalam kolapsnya mata uang.

Apa Artinya Bagi Investor

Memahami mata uang apa yang paling rendah nilainya di dunia melampaui sekadar rasa ingin tahu finansial. Data ini mengungkap hubungan langsung antara stabilitas politik, kepercayaan institusional, dan kekuatan ekonomi.

Bagi investor Brasil, beberapa pelajaran jelas muncul: ekonomi yang rapuh mengandung risiko besar. Meskipun mata uang yang sangat depresiasi tampak sebagai peluang spekulatif, kenyataannya menunjukkan krisis mendalam di negara-negara yang mengeluarkannya. Pada saat yang sama, depresiasi ini menciptakan keuntungan nyata untuk pariwisata dan konsumsi internasional, terutama saat bepergian dengan mata uang yang lebih kuat.

Pemantauan terus-menerus tentang bagaimana mata uang mengalami depresiasi memberikan pendidikan praktis dalam makroekonomi. Mengamati efek inflasi, korupsi, dan ketidakstabilan dalam kehidupan nyata masyarakat memperkuat pelajaran penting tentang pentingnya tata kelola yang baik dan kepercayaan institusional. Faktor-faktor ini menentukan masa depan ekonomi suatu bangsa dan, secara tidak langsung, peluang investasi yang tersedia bagi mereka yang memahami dinamika global ini.

KIP0.59%
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
  • Hadiah
  • Komentar
  • Posting ulang
  • Bagikan
Komentar
0/400
Tidak ada komentar
  • Sematkan

Perdagangkan Kripto Di Mana Saja Kapan Saja
qrCode
Pindai untuk mengunduh aplikasi Gate
Komunitas
Bahasa Indonesia
  • 简体中文
  • English
  • Tiếng Việt
  • 繁體中文
  • Español
  • Русский
  • Français (Afrique)
  • Português (Portugal)
  • Bahasa Indonesia
  • 日本語
  • بالعربية
  • Українська
  • Português (Brasil)