Mengenal Nikkei 225 - Indeks Saham Penting dari Jepang di Dunia
Nikkei 225 adalah indeks saham yang mengikuti pergerakan pasar saham Jepang secara keseluruhan, yang terdiri dari 225 perusahaan terkemuka yang terdaftar di Tokyo Stock Exchange, seperti Hitachi, Fujitsu, Panasonic, Sharp, dan Toyota.
Jika Anda pernah mendengar tentang SET50 dari Thailand, maka konsepnya akan lebih mudah dipahami karena keduanya adalah indeks yang terdiri dari saham-saham unggulan dari berbagai industri untuk menjadi indikator kestabilan ekonomi.
Sejarah Nikkei 225 - Indeks Tertua di Asia
Nikkei 225 telah digunakan selama 72 tahun sejak 7 September 2493 BE. Ini adalah indeks saham tertua di Asia. Perhitungan Nikkei dilakukan kembali ke tanggal 16 Mei 2492 BE, saat pasar saham Jepang baru dibuka kembali setelah Perang Dunia II.
Sejak tahun 2513 BE, surat kabar Nihon Keizai Shimbun (The Nikkei) bertanggung jawab dalam pengelolaan dan pelaporan nilai indeks harian.
Kinerja Nikkei 225 Sepanjang Sejarah
Pergerakan Nikkei 225 sejak didirikan hingga saat ini mencerminkan volatilitas ekonomi global:
Puncak tertinggi: Level 38.916 pada akhir Desember 2532 selama gelembung pasar saham Jepang
Puncak terendah: Level 7.568 pada akhir Februari 2552 setelah krisis subprime
Saat ini: Pada 17 Desember 2568, indeks berada di level 49.512,28 poin, naik 0,26% atau 128,99 poin
Dalam bulan ini, indeks mencapai titik tertinggi 49.571,50 poin dan terendah 49.077,81 poin, mencerminkan kekuatan beli dan volatilitas pasar saham Jepang.
Cara Menghitung Nikkei 225 - Sistem Price-Weighted Index
Nikkei 225 menggunakan sistem price-weighted index yang diperbarui setiap 5 detik selama jam perdagangan.
Rumus perhitungan:
Harga saham yang disesuaikan = Harga saham × Faktor Penyesuaian Harga (Price Adjustment Factor - PAF)
Nilai indeks = Jumlah harga saham yang disesuaikan ÷ Divisor (Divisor)
Faktor Penyesuaian Harga (PAF)
Price Adjustment Factor resmi digunakan sejak Oktober 2021 untuk menyesuaikan level harga saham agar sesuai secara struktural.
Sebelumnya, Nikkei menggunakan sistem “presumed par value” dengan menyesuaikan harga saham agar setara dengan nilai nominal yang diasumsikan sebesar 50 yen, meskipun Jepang telah menghapus sistem par value secara resmi sejak Oktober 2001.
Alasan penyesuaian harga saham adalah karena saham Jepang masih memiliki perbedaan signifikan dalam level harga, ada yang diperdagangkan per saham, ada yang per lot 100 atau 1.000 saham, sehingga tidak cocok langsung dihitung sebagai indeks. PAF membantu meningkatkan akurasi, fleksibilitas, dan standar dalam perhitungan.
Kriteria Pemilihan Saham untuk Indeks Nikkei 225
Menjaga Nikkei 225 agar menjadi representasi yang baik dari pasar saham Jepang didasarkan pada dua kriteria utama:
1. Peninjauan Berkala (Periodic Review)
Dilakukan 2 kali setahun pada Januari dan Juli, berlaku mulai April dan Oktober.
Selama proses peninjauan:
Saham dengan likuiditas rendah akan dikeluarkan
Saham dengan likuiditas tinggi akan dimasukkan sebagai pengganti
Terjadi saat saham dalam indeks dicabut dari pasar karena:
Merger
Restrukturisasi bisnis
Pindah daftar ke pasar lain
Saham baru yang dimasukkan harus berasal dari industri yang sama dengan saham lama untuk menjaga proporsi industri tetap sama.
Komposisi Nikkei 225 - Distribusi Berdasarkan Industri
Nikkei 225 terdiri dari saham dari 36 industri yang diklasifikasikan ke dalam 6 kategori utama berdasarkan data terbaru per 18 Desember 2568:
Proporsi berdasarkan kategori:
Teknologi - 52,03% (Farmasi, Mesin listrik, Otomotif dan suku cadang, Alat ukur presisi, Komunikasi)
Barang konsumsi - 22,36% (Makanan, Perikanan, Ritel, Jasa)
Bahan - 12,69% (Pertambangan, Tekstil dan pakaian, Kimia, Kertas, Minyak dan gas, Karet, Kaca, Keramik, Besi, Logam)
Barang modal dan lainnya - 8,46% (Konstruksi, Mesin, Perkapalan, Properti)
Keuangan - 2,39% (Perbankan, Jasa keuangan lainnya, Sekuritas, Asuransi)
Transportasi dan utilitas - 1,56% (Kereta api, Transport darat, Air, Udara, Gudang, Energi)
Jelas bahwa saham teknologi hampir setengah dari indeks, menjadi faktor utama yang menggerakkan pergerakan Nikkei 225.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Nikkei 225
1. Kondisi Ekonomi Global
Jepang adalah negara yang sangat bergantung pada ekspor, sehingga ekonomi negara mitra dagang berpengaruh langsung:
Peringkat 1: Amerika Serikat
Peringkat 2: Tiongkok
Kondisi ekonomi kedua negara ini sangat penting bagi pasar saham Jepang.
2. Pertumbuhan Ekonomi Jepang (GDP)
Jika GDP tumbuh dengan baik, perusahaan akan mampu menghasilkan laba lebih baik, yang berdampak positif langsung pada harga saham.
3. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter yang longgar dengan suku bunga rendah akan:
Mengurangi biaya operasional perusahaan
Meningkatkan laba
Memberikan dampak positif pada harga saham
Anda harus memperhatikan arah kebijakan ini, apakah akan naik atau tidak.
4. Kebijakan Fiskal
Investasi pemerintah yang lebih besar dan pajak yang lebih rendah akan:
Merangsang ekonomi
Memberikan manfaat bagi pelaku usaha
Memberikan dampak positif pada indeks secara keseluruhan
5. Perubahan di berbagai industri
Struktur ekonomi, kebijakan pemerintah, perilaku konsumen, dan kompetisi berpengaruh khususnya pada industri teknologi yang memiliki proporsi tertinggi.
6. Kinerja perusahaan dalam indeks 225
Angka pendapatan, laba, dan prediksi dari perusahaan-perusahaan ini langsung mempengaruhi harga saham.
7. Nilai tukar Yen
Yen menguat → Produk Jepang terlihat mahal → Penjualan menurun → Pendapatan turun → Harga saham turun
Yen melemah → Produk Jepang terlihat murah → Penjualan meningkat → Pendapatan naik → Harga saham naik
8. Harga minyak dunia
Jepang sangat bergantung pada impor minyak, sehingga harga minyak yang tinggi akan menyebabkan:
Biaya produksi meningkat
Kinerja menurun
Harga saham menurun
Tiga Alasan Berinvestasi di Nikkei 225
1. Memiliki saham perusahaan besar secara umum
Jika Anda percaya bahwa ekonomi Jepang akan tumbuh dengan baik di masa depan tetapi tidak ingin repot mengelola portofolio, Anda bisa berinvestasi di Nikkei 225, yang setara dengan memiliki sebagian dari 225 perusahaan terkemuka.
2. Likuiditas tinggi
Kriteria pemilihan saham indeks hanya memilih saham dengan likuiditas tinggi, yang menyebabkan:
Biaya transaksi rendah
Spread bid-ask yang sempit
Dampak harga yang kecil
Efisiensi investasi yang lebih baik (terutama melalui dana indeks)
3. Diversifikasi risiko lintas negara
Anda dapat:
Mengalihkan dana investasi dari pasar Thailand
Mencari alternatif baru saat SET50 mengalami masalah (seperti krisis politik)
Mengurangi risiko dari konsentrasi pasar tunggal
Namun, investasi di Nikkei 225 juga memiliki risiko tinggi karena:
Volatilitas harga yang cukup besar
Harus memantau pasar secara dekat (jika ingin melakukan trading jangka pendek)
Tetapi volatilitas ini juga berarti peluang keuntungan yang lebih tinggi.
2 Cara Berinvestasi Saham Jepang melalui Nikkei 225
Selain membeli saham Jepang secara langsung, Anda juga dapat berinvestasi melalui dua produk keuangan:
Cara 1: Exchange Traded Fund (ETF)
Contoh produk:
KT-JPFUND-A dari Manajer Investasi Krung Thai
TMPJE dari TMBAM Eastspring
Keunggulan:
Berinvestasi di banyak perusahaan, portofolio terdiversifikasi
Risiko lebih rendah dibanding saham individual
Cocok untuk pemula
Risiko:
Risiko dari penerbit efek
Risiko likuiditas
Risiko nilai tukar
Risiko operasional dana
Cara 2: Contract of Difference (CFD)
Kontrak selisih harga adalah instrumen keuangan yang memungkinkan Anda:
Mendapatkan keuntungan dari pergerakan indeks
Tidak perlu memiliki saham secara nyata cukup memegang kontrak
Menggunakan margin hanya sebagian kecil
Contoh:
Jika Leverage 1:100, Anda bisa:
Menyetor margin 100 yen
Mengendalikan indeks senilai 10.000 yen
Keunggulan CFD:
Modal kecil
Hasil tinggi
Cocok untuk trading jangka pendek
Risiko CFD:
Risiko sangat tinggi
Volatilitas kecil saja bisa menghabiskan margin
Bisa dipaksa menutup posisi dengan kerugian besar
Berbeda dengan ETF yang Anda memiliki bagian saham nyata
Perusahaan broker yang menawarkan CFD harus dipilih dari institusi yang terpercaya dan diawasi dengan baik, serta berhati-hati terhadap risiko yang datang dari leverage tinggi.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Nikkei 225 adalah apa? Berinvestasi saham Jepang dengan indeks yang memiliki sejarah panjang
Mengenal Nikkei 225 - Indeks Saham Penting dari Jepang di Dunia
Nikkei 225 adalah indeks saham yang mengikuti pergerakan pasar saham Jepang secara keseluruhan, yang terdiri dari 225 perusahaan terkemuka yang terdaftar di Tokyo Stock Exchange, seperti Hitachi, Fujitsu, Panasonic, Sharp, dan Toyota.
Jika Anda pernah mendengar tentang SET50 dari Thailand, maka konsepnya akan lebih mudah dipahami karena keduanya adalah indeks yang terdiri dari saham-saham unggulan dari berbagai industri untuk menjadi indikator kestabilan ekonomi.
Sejarah Nikkei 225 - Indeks Tertua di Asia
Nikkei 225 telah digunakan selama 72 tahun sejak 7 September 2493 BE. Ini adalah indeks saham tertua di Asia. Perhitungan Nikkei dilakukan kembali ke tanggal 16 Mei 2492 BE, saat pasar saham Jepang baru dibuka kembali setelah Perang Dunia II.
Sejak tahun 2513 BE, surat kabar Nihon Keizai Shimbun (The Nikkei) bertanggung jawab dalam pengelolaan dan pelaporan nilai indeks harian.
Kinerja Nikkei 225 Sepanjang Sejarah
Pergerakan Nikkei 225 sejak didirikan hingga saat ini mencerminkan volatilitas ekonomi global:
Dalam bulan ini, indeks mencapai titik tertinggi 49.571,50 poin dan terendah 49.077,81 poin, mencerminkan kekuatan beli dan volatilitas pasar saham Jepang.
Cara Menghitung Nikkei 225 - Sistem Price-Weighted Index
Nikkei 225 menggunakan sistem price-weighted index yang diperbarui setiap 5 detik selama jam perdagangan.
Rumus perhitungan:
Harga saham yang disesuaikan = Harga saham × Faktor Penyesuaian Harga (Price Adjustment Factor - PAF)
Nilai indeks = Jumlah harga saham yang disesuaikan ÷ Divisor (Divisor)
Faktor Penyesuaian Harga (PAF)
Price Adjustment Factor resmi digunakan sejak Oktober 2021 untuk menyesuaikan level harga saham agar sesuai secara struktural.
Sebelumnya, Nikkei menggunakan sistem “presumed par value” dengan menyesuaikan harga saham agar setara dengan nilai nominal yang diasumsikan sebesar 50 yen, meskipun Jepang telah menghapus sistem par value secara resmi sejak Oktober 2001.
Alasan penyesuaian harga saham adalah karena saham Jepang masih memiliki perbedaan signifikan dalam level harga, ada yang diperdagangkan per saham, ada yang per lot 100 atau 1.000 saham, sehingga tidak cocok langsung dihitung sebagai indeks. PAF membantu meningkatkan akurasi, fleksibilitas, dan standar dalam perhitungan.
Kriteria Pemilihan Saham untuk Indeks Nikkei 225
Menjaga Nikkei 225 agar menjadi representasi yang baik dari pasar saham Jepang didasarkan pada dua kriteria utama:
1. Peninjauan Berkala (Periodic Review)
Dilakukan 2 kali setahun pada Januari dan Juli, berlaku mulai April dan Oktober.
Selama proses peninjauan:
Likuiditas diukur dari dua aspek:
2. Penggantian Darurat (Extraordinary Replacement)
Terjadi saat saham dalam indeks dicabut dari pasar karena:
Saham baru yang dimasukkan harus berasal dari industri yang sama dengan saham lama untuk menjaga proporsi industri tetap sama.
Komposisi Nikkei 225 - Distribusi Berdasarkan Industri
Nikkei 225 terdiri dari saham dari 36 industri yang diklasifikasikan ke dalam 6 kategori utama berdasarkan data terbaru per 18 Desember 2568:
Proporsi berdasarkan kategori:
Teknologi - 52,03% (Farmasi, Mesin listrik, Otomotif dan suku cadang, Alat ukur presisi, Komunikasi)
Barang konsumsi - 22,36% (Makanan, Perikanan, Ritel, Jasa)
Bahan - 12,69% (Pertambangan, Tekstil dan pakaian, Kimia, Kertas, Minyak dan gas, Karet, Kaca, Keramik, Besi, Logam)
Barang modal dan lainnya - 8,46% (Konstruksi, Mesin, Perkapalan, Properti)
Keuangan - 2,39% (Perbankan, Jasa keuangan lainnya, Sekuritas, Asuransi)
Transportasi dan utilitas - 1,56% (Kereta api, Transport darat, Air, Udara, Gudang, Energi)
Jelas bahwa saham teknologi hampir setengah dari indeks, menjadi faktor utama yang menggerakkan pergerakan Nikkei 225.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Nikkei 225
1. Kondisi Ekonomi Global
Jepang adalah negara yang sangat bergantung pada ekspor, sehingga ekonomi negara mitra dagang berpengaruh langsung:
Kondisi ekonomi kedua negara ini sangat penting bagi pasar saham Jepang.
2. Pertumbuhan Ekonomi Jepang (GDP)
Jika GDP tumbuh dengan baik, perusahaan akan mampu menghasilkan laba lebih baik, yang berdampak positif langsung pada harga saham.
3. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter yang longgar dengan suku bunga rendah akan:
Anda harus memperhatikan arah kebijakan ini, apakah akan naik atau tidak.
4. Kebijakan Fiskal
Investasi pemerintah yang lebih besar dan pajak yang lebih rendah akan:
5. Perubahan di berbagai industri
Struktur ekonomi, kebijakan pemerintah, perilaku konsumen, dan kompetisi berpengaruh khususnya pada industri teknologi yang memiliki proporsi tertinggi.
6. Kinerja perusahaan dalam indeks 225
Angka pendapatan, laba, dan prediksi dari perusahaan-perusahaan ini langsung mempengaruhi harga saham.
7. Nilai tukar Yen
8. Harga minyak dunia
Jepang sangat bergantung pada impor minyak, sehingga harga minyak yang tinggi akan menyebabkan:
Tiga Alasan Berinvestasi di Nikkei 225
1. Memiliki saham perusahaan besar secara umum
Jika Anda percaya bahwa ekonomi Jepang akan tumbuh dengan baik di masa depan tetapi tidak ingin repot mengelola portofolio, Anda bisa berinvestasi di Nikkei 225, yang setara dengan memiliki sebagian dari 225 perusahaan terkemuka.
2. Likuiditas tinggi
Kriteria pemilihan saham indeks hanya memilih saham dengan likuiditas tinggi, yang menyebabkan:
3. Diversifikasi risiko lintas negara
Anda dapat:
Namun, investasi di Nikkei 225 juga memiliki risiko tinggi karena:
2 Cara Berinvestasi Saham Jepang melalui Nikkei 225
Selain membeli saham Jepang secara langsung, Anda juga dapat berinvestasi melalui dua produk keuangan:
Cara 1: Exchange Traded Fund (ETF)
Contoh produk:
Keunggulan:
Risiko:
Cara 2: Contract of Difference (CFD)
Kontrak selisih harga adalah instrumen keuangan yang memungkinkan Anda:
Contoh: Jika Leverage 1:100, Anda bisa:
Keunggulan CFD:
Risiko CFD:
Perusahaan broker yang menawarkan CFD harus dipilih dari institusi yang terpercaya dan diawasi dengan baik, serta berhati-hati terhadap risiko yang datang dari leverage tinggi.