Setelah dimulainya siklus penurunan suku bunga Federal Reserve, kinerja nilai tukar Renminbi menarik perhatian pasar. Hingga akhir November, dolar AS terhadap Renminbi onshore turun ke 7.0824, sedangkan offshore turun ke 7.0779, keduanya mencatat level terendah dalam lebih dari satu tahun. Pada saat yang sama, Indeks Nilai Tukar Renminbi CFETS berada di atas 98.22, menunjukkan performa terkuat sejak April tahun ini.
Kekuatan apresiasi ini didorong oleh dua faktor. Pertama, penurunan suku bunga secara bertahap oleh Federal Reserve memberikan dasar bagi penguatan nilai tukar Renminbi terhadap dolar AS. Kedua, yang lebih penting, adalah panduan aktif dari Bank Sentral China—People’s Bank of China secara konsisten menaikkan kurs tengah harian, sementara bank-bank milik negara sering masuk pasar untuk membeli dolar AS guna menstabilkan fluktuasi nilai tukar, membentuk ekspektasi pasar bahwa Renminbi akan menguat secara bertahap.
Pertimbangan Strategis Mata Uang Cadangan Internasional
Dari sudut pandang strategi makro, penguatan Renminbi mencerminkan niat kebijakan mendalam dari pemerintah China. Para ekonom berpendapat bahwa langkah bank sentral bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan internasional terhadap Renminbi dengan menunjukkan stabilitas dan kekuatannya. Logika ini bukan hal baru—selama krisis keuangan Asia 2008, Renminbi menolak untuk berpartisipasi dalam devaluasi kompetitif global, yang kemudian mengukuhkan posisinya sebagai mata uang penyelesaian regional.
Sebaliknya, selama ketegangan perdagangan tahun 2018, Renminbi tertekan dan mengalami devaluasi sekitar 5%, sementara sejak 2025 hingga saat ini, Renminbi malah menguat hampir 3% melawan tren. Perubahan ini secara jelas mengirimkan sinyal: di saat ketidakstabilan pasar global meningkat, Renminbi sedang diposisikan sebagai aset safe haven dan stabil.
Volume Perdagangan dan Internasionalisasi sebagai Umpan Balik Positif
Data terbaru dari Bank for International Settlements (BIS) menyediakan bukti kuantitatif. Sejak survei terakhir pada 2022, volume perdagangan harian dolar AS terhadap Renminbi meningkat hampir 60%, mencapai skala 7.810 miliar dolar AS, mewakili lebih dari 8% dari total volume perdagangan valuta asing harian global. Lonjakan volume ini bukan hanya hasil dari penguatan Renminbi, tetapi juga menunjukkan peningkatan posisi internasionalnya.
Perluasan kedalaman pasar ini menciptakan fondasi bagi internasionalisasi lebih lanjut dari Renminbi. Ketika lebih banyak investor dan bank sentral global bersedia memegang dan memperdagangkan Renminbi, posisi sebagai mata uang cadangan internasional akan mendapatkan dukungan pasar yang nyata.
Pandangan Institusi terhadap Nilai Tukar Renminbi
Tim riset Goldman Sachs berdasarkan sinyal kebijakan saat ini dan fundamental ekonomi memberikan prediksi yang jelas: menjelang akhir tahun, Renminbi terhadap dolar AS diperkirakan akan menguat ke angka 7, dan pada akhir 2026, level ini akan meningkat lebih jauh ke 6.85. Ini berarti bahwa dari sekarang, masih ada sekitar 3.4% potensi penguatan untuk Renminbi.
Para analis menunjukkan bahwa perubahan sikap bank sentral terhadap penguatan Renminbi mencerminkan bahwa internasionalisasi Renminbi secara resmi menjadi prioritas utama kebijakan keuangan China. Dalam beberapa tahun ke depan, proses ini diharapkan akan mempercepat secara signifikan, termasuk penyempurnaan sistem kliring Renminbi, peningkatan pangsa Renminbi dalam penyelesaian perdagangan lintas batas, dan peningkatan proporsi aset Renminbi dalam portofolio investasi global.
Dari sudut pandang pelaku pasar, penguatan Renminbi bukan sekadar perubahan angka nilai tukar, melainkan mencerminkan tren besar dalam pembentukan kembali posisi mata uang negara besar.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Permainan internasional di balik apresiasi nilai tukar Renminbi: Bagaimana bank sentral mendorong rekor tertinggi nilai tukar
Setelah dimulainya siklus penurunan suku bunga Federal Reserve, kinerja nilai tukar Renminbi menarik perhatian pasar. Hingga akhir November, dolar AS terhadap Renminbi onshore turun ke 7.0824, sedangkan offshore turun ke 7.0779, keduanya mencatat level terendah dalam lebih dari satu tahun. Pada saat yang sama, Indeks Nilai Tukar Renminbi CFETS berada di atas 98.22, menunjukkan performa terkuat sejak April tahun ini.
Kekuatan apresiasi ini didorong oleh dua faktor. Pertama, penurunan suku bunga secara bertahap oleh Federal Reserve memberikan dasar bagi penguatan nilai tukar Renminbi terhadap dolar AS. Kedua, yang lebih penting, adalah panduan aktif dari Bank Sentral China—People’s Bank of China secara konsisten menaikkan kurs tengah harian, sementara bank-bank milik negara sering masuk pasar untuk membeli dolar AS guna menstabilkan fluktuasi nilai tukar, membentuk ekspektasi pasar bahwa Renminbi akan menguat secara bertahap.
Pertimbangan Strategis Mata Uang Cadangan Internasional
Dari sudut pandang strategi makro, penguatan Renminbi mencerminkan niat kebijakan mendalam dari pemerintah China. Para ekonom berpendapat bahwa langkah bank sentral bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan internasional terhadap Renminbi dengan menunjukkan stabilitas dan kekuatannya. Logika ini bukan hal baru—selama krisis keuangan Asia 2008, Renminbi menolak untuk berpartisipasi dalam devaluasi kompetitif global, yang kemudian mengukuhkan posisinya sebagai mata uang penyelesaian regional.
Sebaliknya, selama ketegangan perdagangan tahun 2018, Renminbi tertekan dan mengalami devaluasi sekitar 5%, sementara sejak 2025 hingga saat ini, Renminbi malah menguat hampir 3% melawan tren. Perubahan ini secara jelas mengirimkan sinyal: di saat ketidakstabilan pasar global meningkat, Renminbi sedang diposisikan sebagai aset safe haven dan stabil.
Volume Perdagangan dan Internasionalisasi sebagai Umpan Balik Positif
Data terbaru dari Bank for International Settlements (BIS) menyediakan bukti kuantitatif. Sejak survei terakhir pada 2022, volume perdagangan harian dolar AS terhadap Renminbi meningkat hampir 60%, mencapai skala 7.810 miliar dolar AS, mewakili lebih dari 8% dari total volume perdagangan valuta asing harian global. Lonjakan volume ini bukan hanya hasil dari penguatan Renminbi, tetapi juga menunjukkan peningkatan posisi internasionalnya.
Perluasan kedalaman pasar ini menciptakan fondasi bagi internasionalisasi lebih lanjut dari Renminbi. Ketika lebih banyak investor dan bank sentral global bersedia memegang dan memperdagangkan Renminbi, posisi sebagai mata uang cadangan internasional akan mendapatkan dukungan pasar yang nyata.
Pandangan Institusi terhadap Nilai Tukar Renminbi
Tim riset Goldman Sachs berdasarkan sinyal kebijakan saat ini dan fundamental ekonomi memberikan prediksi yang jelas: menjelang akhir tahun, Renminbi terhadap dolar AS diperkirakan akan menguat ke angka 7, dan pada akhir 2026, level ini akan meningkat lebih jauh ke 6.85. Ini berarti bahwa dari sekarang, masih ada sekitar 3.4% potensi penguatan untuk Renminbi.
Para analis menunjukkan bahwa perubahan sikap bank sentral terhadap penguatan Renminbi mencerminkan bahwa internasionalisasi Renminbi secara resmi menjadi prioritas utama kebijakan keuangan China. Dalam beberapa tahun ke depan, proses ini diharapkan akan mempercepat secara signifikan, termasuk penyempurnaan sistem kliring Renminbi, peningkatan pangsa Renminbi dalam penyelesaian perdagangan lintas batas, dan peningkatan proporsi aset Renminbi dalam portofolio investasi global.
Dari sudut pandang pelaku pasar, penguatan Renminbi bukan sekadar perubahan angka nilai tukar, melainkan mencerminkan tren besar dalam pembentukan kembali posisi mata uang negara besar.