The minutes of the Federal Reserve’s meeting released on Wednesday sent a heavy blow to the market— the probability of a rate cut in December instantly dropped from 42% to 33%. As a result, the euro against the dollar fell by 0.49%, hitting a recent low near 1.1524. The minutes clearly signaled a hawkish stance, with internal disagreements within the Federal Reserve over further easing policies becoming evident.
Disagreement Internal di Federal Reserve, Mayor Menolak Rilis Likuiditas Lebih Awal
Informasi utama yang diungkapkan dalam minutes tersebut memberi semangat baru kepada pasar. Berdasarkan catatan rapat 28-29 Oktober, terdapat perbedaan pendapat yang signifikan di dalam Komite Federal Reserve mengenai pemotongan suku bunga. Sebagian besar anggota berpendapat bahwa, dengan sinyal kelemahan di pasar tenaga kerja yang masih ada, melanjutkan kebijakan pelonggaran dapat memperkuat ekspektasi inflasi yang sudah mengakar, sehingga menolak pemotongan suku bunga secara terburu-buru di bulan Desember.
Lebih spesifik lagi, pandangan pejabat Federal Reserve tentang jalur kebijakan dapat dibagi menjadi tiga kategori: beberapa mendukung penurunan suku bunga langsung di bulan Desember; yang lain mengakui perlunya pemotongan di masa depan tetapi tidak harus dilakukan dalam jendela waktu Desember; sementara mayoritas peserta telah meniadakan kemungkinan pemotongan suku bunga di bulan Desember dan lebih memilih mempertahankan suku bunga tetap untuk mengamati data lebih banyak.
Inflasi di Eropa Mendekati Target, Euro Menghadapi Tekanan Dolar yang Kuat
Sementara itu, data inflasi di zona euro menunjukkan kabar yang relatif positif. Indeks Harga Konsumen Harmonisasi (HICP) zona euro bulan September turun dari 2,2% di bulan Agustus menjadi 2,1%, sudah sangat dekat dengan target kebijakan Bank Sentral Eropa sebesar 2%. Inflasi inti tahunan sebesar 2,4%, menunjukkan tekanan inflasi secara keseluruhan mulai mereda.
Namun, kabar baik ini terbatas dalam mendukung euro. Selain sinyal hawkish dari Federal Reserve yang langsung memukul euro, mata uang ini juga ditekan oleh kekuatan dolar yang menguat. Indeks dolar AS (DXY), yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,54% menjadi 100,13 pada hari Rabu, mengikuti langkah penguatan dolar. Di bawah tekanan ganda ini, ruang gerak euro menjadi sangat terbatas.
Prospek Data dan Fokus Pasar Beralih
Dari agenda ekonomi terbaru, AS akan merilis data pekerjaan non-pertanian bulan September, dengan para ekonom memperkirakan adanya penambahan 50.000 pekerjaan, membaik dari 22.000 di bulan Agustus. Selain itu, data lain seperti jumlah klaim pengangguran awal dan pidato pejabat Federal Reserve juga akan dirilis, yang semuanya akan menjadi acuan penting dalam menilai jadwal pemotongan suku bunga oleh Fed.
Di Eropa, agenda data relatif tenang, dan trader lebih banyak memperhatikan tren indikator kepercayaan konsumen zona euro.
Analisis Teknikal: Dukungan Euro Mulai Runtuh
Dari sudut pandang teknikal, euro/dolar telah turun ke level terendah dua minggu di 1.1517. Yang penting, volume beli belum mampu mengembalikan posisi di atas level 1.1600, menunjukkan bahwa ekspektasi hawkish dari Fed telah benar-benar membongkar taruhan pasar terhadap pemotongan suku bunga dalam waktu dekat.
Jika euro terus melemah dan menembus di bawah angka bulat 1.1500, level support berikutnya yang penting berada di titik terendah 1.1468 yang tercipta pada 5 November. Jika posisi ini juga ditembus, maka 200-day Simple Moving Average (SMA) di 1.1393 bisa menjadi garis pertahanan terakhir.
Sebaliknya, untuk membalik tren negatif, euro perlu menembus ke atas 100-day SMA di 1.1574, kemudian mengembalikan posisi di atas 20-day SMA di 1.1578 dan level psikologis 1.1600. Hanya dengan berhasil bertahan di level-level ini, euro dapat membuka jalan untuk menantang resistance utama di 50-day SMA di 1.1650.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Harapan Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga pada bulan Desember gagal terpenuhi, euro mengalami pukulan ganda
The minutes of the Federal Reserve’s meeting released on Wednesday sent a heavy blow to the market— the probability of a rate cut in December instantly dropped from 42% to 33%. As a result, the euro against the dollar fell by 0.49%, hitting a recent low near 1.1524. The minutes clearly signaled a hawkish stance, with internal disagreements within the Federal Reserve over further easing policies becoming evident.
Disagreement Internal di Federal Reserve, Mayor Menolak Rilis Likuiditas Lebih Awal
Informasi utama yang diungkapkan dalam minutes tersebut memberi semangat baru kepada pasar. Berdasarkan catatan rapat 28-29 Oktober, terdapat perbedaan pendapat yang signifikan di dalam Komite Federal Reserve mengenai pemotongan suku bunga. Sebagian besar anggota berpendapat bahwa, dengan sinyal kelemahan di pasar tenaga kerja yang masih ada, melanjutkan kebijakan pelonggaran dapat memperkuat ekspektasi inflasi yang sudah mengakar, sehingga menolak pemotongan suku bunga secara terburu-buru di bulan Desember.
Lebih spesifik lagi, pandangan pejabat Federal Reserve tentang jalur kebijakan dapat dibagi menjadi tiga kategori: beberapa mendukung penurunan suku bunga langsung di bulan Desember; yang lain mengakui perlunya pemotongan di masa depan tetapi tidak harus dilakukan dalam jendela waktu Desember; sementara mayoritas peserta telah meniadakan kemungkinan pemotongan suku bunga di bulan Desember dan lebih memilih mempertahankan suku bunga tetap untuk mengamati data lebih banyak.
Inflasi di Eropa Mendekati Target, Euro Menghadapi Tekanan Dolar yang Kuat
Sementara itu, data inflasi di zona euro menunjukkan kabar yang relatif positif. Indeks Harga Konsumen Harmonisasi (HICP) zona euro bulan September turun dari 2,2% di bulan Agustus menjadi 2,1%, sudah sangat dekat dengan target kebijakan Bank Sentral Eropa sebesar 2%. Inflasi inti tahunan sebesar 2,4%, menunjukkan tekanan inflasi secara keseluruhan mulai mereda.
Namun, kabar baik ini terbatas dalam mendukung euro. Selain sinyal hawkish dari Federal Reserve yang langsung memukul euro, mata uang ini juga ditekan oleh kekuatan dolar yang menguat. Indeks dolar AS (DXY), yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,54% menjadi 100,13 pada hari Rabu, mengikuti langkah penguatan dolar. Di bawah tekanan ganda ini, ruang gerak euro menjadi sangat terbatas.
Prospek Data dan Fokus Pasar Beralih
Dari agenda ekonomi terbaru, AS akan merilis data pekerjaan non-pertanian bulan September, dengan para ekonom memperkirakan adanya penambahan 50.000 pekerjaan, membaik dari 22.000 di bulan Agustus. Selain itu, data lain seperti jumlah klaim pengangguran awal dan pidato pejabat Federal Reserve juga akan dirilis, yang semuanya akan menjadi acuan penting dalam menilai jadwal pemotongan suku bunga oleh Fed.
Di Eropa, agenda data relatif tenang, dan trader lebih banyak memperhatikan tren indikator kepercayaan konsumen zona euro.
Analisis Teknikal: Dukungan Euro Mulai Runtuh
Dari sudut pandang teknikal, euro/dolar telah turun ke level terendah dua minggu di 1.1517. Yang penting, volume beli belum mampu mengembalikan posisi di atas level 1.1600, menunjukkan bahwa ekspektasi hawkish dari Fed telah benar-benar membongkar taruhan pasar terhadap pemotongan suku bunga dalam waktu dekat.
Jika euro terus melemah dan menembus di bawah angka bulat 1.1500, level support berikutnya yang penting berada di titik terendah 1.1468 yang tercipta pada 5 November. Jika posisi ini juga ditembus, maka 200-day Simple Moving Average (SMA) di 1.1393 bisa menjadi garis pertahanan terakhir.
Sebaliknya, untuk membalik tren negatif, euro perlu menembus ke atas 100-day SMA di 1.1574, kemudian mengembalikan posisi di atas 20-day SMA di 1.1578 dan level psikologis 1.1600. Hanya dengan berhasil bertahan di level-level ini, euro dapat membuka jalan untuk menantang resistance utama di 50-day SMA di 1.1650.