Apakah harus memilih saham atau mencari jalur lain untuk investasi tahun 2026? Perbandingan rinci tiga aset utama

Mengapa Waktu Investasi yang Baik Telah Tiba

Sebelum mempertimbangkan apakah saat ini saat yang tepat untuk masuk pasar saham, mari lihat apa yang dikatakan data historis. Indeks S&P 500 AS memiliki tingkat pengembalian tahunan rata-rata jangka panjang sekitar 9%-10%, dan performa 5 tahun terakhir bahkan lebih mencolok—mengalami kenaikan kumulatif sebesar 96%. Dari mana pencapaian ini berasal? Singkatnya, dari perusahaan-perusahaan yang mampu mempertahankan pertumbuhan laba secara konsisten.

Sebagai contoh, Coca-Cola, perusahaan berusia lebih dari seratus tahun ini, harga sahamnya terus meningkat, didukung oleh fakta bahwa dividen perusahaan ini telah dinaikkan selama 63 tahun berturut-turut. Investor yang lebih agresif pun memandang tinggi perusahaan-perusahaan dengan pertumbuhan tinggi seperti NVIDIA, yang pendapatannya setiap kuartal tumbuh dua digit, didukung oleh permintaan chip yang sedang tinggi.

Tapi apakah ini berarti saatnya untuk all-in di saham? Belum tentu. Karena masih ada opsi lain yang tersedia di depanmu.

Mengapa Emas dan Bitcoin Bisa Bersaing dengan Saham

Dalam 5 tahun terakhir, harga emas naik sebesar 118%, dan saat ini mendekati USD 4090 per ons. Aset yang lebih agresif—Bitcoin, meskipun turun lebih dari 30% dari puncaknya baru-baru ini, tetap mencatat kenaikan sebesar 362% dalam 5 tahun. Saat ini, harga Bitcoin stabil di USD 88.71K.

Mengapa kedua aset ini bisa mengungguli saham? Alasannya terletak pada logika nilai yang sama sekali berbeda. Pergerakan saham tergantung pada keuntungan perusahaan dan akhirnya terkait dengan kinerja ekonomi AS. Sedangkan emas dan Bitcoin justru sebaliknya—nilai mereka tidak bergantung pada kondisi ekonomi negara atau perusahaan manapun.

Emas berfungsi sebagai aset cadangan penting bagi bank sentral global, dan kelangkaannya menjadi dasar nilai. Bitcoin didasarkan pada desentralisasi, pasokan yang tetap, dan keamanan jaringan, yang memberinya nilai. Ini juga berarti, jika kamu memandang rendah sistem dolar AS atau ingin mendiversifikasi risiko aset, kedua aset ini menjadi pilihan lindung nilai.

Bagaimana Mengalokasikan Saham, Emas, dan Bitcoin

Pertama, harus jelas: tidak ada pilihan terbaik mutlak, semuanya tergantung pada situasi spesifikmu.

Jika portofolio investasimu saat ini hanya terdiri dari saham dan obligasi, menambahkan emas atau Bitcoin dapat mengurangi risiko keseluruhan.

Jika kamu ingin meningkatkan eksposur ke saham teknologi, indeks S&P 500 adalah pilihan yang baik, karena bobot terbesar di dalamnya adalah perusahaan teknologi besar seperti NVIDIA. Sebuah dana indeks S&P 500 dengan biaya 0.03% dapat memberimu eksposur luas ke saham.

Untuk investasi emas dan Bitcoin, sudah tersedia solusi yang matang—berbagai produk ETF. ETF emas menghilangkan masalah penyimpanan fisik dan likuiditas. ETF Bitcoin semakin populer, seperti Bitcoin Trust ETF yang didirikan kurang dari dua tahun lalu namun sudah mengelola lebih dari USD 67 miliar, memungkinkanmu memegang Bitcoin dengan mudah di akun sekuritas biasa, dan secara pajak juga lebih menguntungkan.

Aturan Alokasi Pemenang Sejati

Daripada bingung memilih “A atau B”, lebih baik tentukan dulu rasio alokasi target. Misalnya, alokasikan 3% ke emas, 2% ke Bitcoin, 70% ke saham, dan sisanya ke obligasi. Kemudian, setiap kali menambah dana, otomatis distribusikan sesuai rasio ini, sehingga menghilangkan kekhawatiran timing pasar.

Dalam kategori saham, kamu tetap bisa memilih saham tertentu—misalnya, apakah ingin membeli perusahaan konsumsi utama atau perusahaan teknologi utama. Tapi jangan terjebak dalam perangkap “saham vs emas vs Bitcoin” yang harus dipilih salah satu.

Saran terakhir: saham dan obligasi tetap harus menjadi inti portofolio, sementara emas dan Bitcoin sebagai pelengkap. Tapi jika kamu belum mulai mengatur aset alternatif ini, sekarang mungkin saat yang tepat—melalui platform ETF yang matang, masukkan mereka ke dalam akunmu, dan semua bisa dipantau dengan mudah melalui aplikasi sekuritas.

Investasi untuk tahun 2026, pikirkan strategi alokasimu sejak dini.