## Kesempatan Trading Minyak Mentah di Tengah Volatilitas Pasar Energi
Tahun 2020 adalah tahun penuh gejolak bagi pasar minyak mentah global. Jika melihat kembali sejarah, belum pernah harga minyak WTI (USOIL) jatuh dari $30/barel menjadi $20, bahkan kontrak berjangka bulan Mei sempat turun ke -36,9 USD/barel – sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya. Peristiwa ini memicu "longsoran tanah" ketika minyak Brent (UKOIL) kehilangan 25% nilai dan minyak WTI kehilangan 53% hanya dalam satu sesi perdagangan pada 22/04. Tetapi pertanyaannya adalah: apakah ini saat yang "emas" bagi investor untuk masuk ke pasar crude oil?
## Empat faktor utama mendorong harga minyak mentah ke level terendah sejarah
**Permintaan global yang menurun drastis**
Sejak pandemi Covid-19 meletus, permintaan energi merosot tajam. Menurut laporan dari Badan Informasi Energi AS (EIA), konsumsi minyak selama bulan Maret 2020 turun 11,4 juta barel/hari dibandingkan rata-rata tahun 2019. Perkiraan untuk tahun 2020 menunjukkan konsumsi minyak global akan menurun 6,5% – penurunan terbesar dalam sejarah energi sejak dekade 1980-an. Berdasarkan hukum dasar penawaran dan permintaan, ketika permintaan turun tajam sementara pasokan tetap melimpah, harga pasti akan jatuh ke level terendah sejarah.
**Produksi minyak dari batu bara AS terus meningkat**
Sejak tahun 2015, teknik pengeboran minyak dari batu bara membantu AS menjadi produsen minyak terbesar dunia pada tahun 2018. Namun, dalam konteks permintaan yang menurun lebih cepat dari kapasitas produksi, pipa penyimpanan minyak di AS cepat penuh, tidak ada tempat untuk konsumsi. Hal ini menyebabkan harga minyak WTI di AS merosot karena terpengaruh oleh kelebihan pasokan.
**OPEC tetap ragu-ragu dalam mengurangi produksi**
Sementara AS terus meningkatkan produksi, OPEC tidak ingin kehilangan pangsa pasar, sehingga negara-negara anggota seperti Arab Saudi dan Rusia belum melakukan komitmen pengurangan produksi yang signifikan. Perbedaan kebijakan ini antara produsen besar memperpanjang ketidakseimbangan penawaran dan permintaan, menyebabkan harga minyak mentah terus berfluktuasi secara tidak normal dan sulit diprediksi.
**Dolar AS menguat**
Semua transaksi minyak mentah dilakukan dengan pembayaran dalam dolar AS. Ketika dolar AS menguat 25%, hal ini mengimbangi penurunan 25% harga minyak mentah. Dalam konteks ketidakpastian ekonomi global, dolar AS dianggap sebagai "tempat berlindung yang aman", yang menambah tekanan pada harga minyak mentah. Namun, ketika kebijakan dukungan ekonomi global mulai menunjukkan hasil, dolar AS bisa melemah, sehingga mendukung kenaikan harga minyak mentah.
## Strategi trading minyak mentah untuk trader
**Memahami harga negatif dan peluang keuntungan**
Satu hal yang perlu diperjelas: harga minyak negatif (-36,9 USD/barel) hanya berlaku untuk trader yang memperdagangkan minyak fisik, tidak berlaku untuk investor individu yang bertransaksi melalui instrumen derivatif. Dalam waktu dekat, saat ekonomi belum pulih sepenuhnya, permintaan minyak mentah tetap rendah, menciptakan peluang trading minyak dengan volatilitas besar. Trader dapat memanfaatkan fluktuasi ini untuk meraih keuntungan.
**Short selling saat tren penurunan berlanjut**
Jika Anda yakin bahwa harga minyak akan terus turun, Anda dapat menggunakan instrumen CFD untuk melakukan short selling. Ini adalah salah satu keunggulan trading minyak melalui CFD – Anda bisa mendapatkan keuntungan dari pasar yang turun maupun naik.
**Mengambil posisi bottom dengan analisis teknikal**
Cepat atau lambat, harga minyak akan pulih karena tidak pernah benar-benar "negatif" seperti minyak fisik. Trader cerdas harus menggunakan analisis teknikal untuk menentukan area harga yang paling berpotensi rebound. Saat ini, harga minyak berfluktuasi antara 10% hingga 30% dalam satu sesi, menciptakan peluang baik untuk trading minyak dengan leverage.
## CFD – Instrumen ideal untuk trading minyak
Untuk mendapatkan keuntungan dari volatilitas crude oil tanpa harus memiliki minyak fisik, instrumen selisih harga (CFD) adalah pilihan utama bagi trader individu.
**Cara kerjanya**
Saat trading CFD minyak, Anda memiliki dua pilihan: jika prediksi harga akan naik, buka posisi Long (membeli) di harga rendah lalu tutup posisi saat harga naik; jika prediksi harga akan turun, buka posisi Short (jual kosong) di harga tinggi lalu beli kembali saat harga turun. Dengan begitu, terlepas dari pasar bergerak naik atau turun, trader memiliki peluang meraih keuntungan.
**Struktur biaya**
Tiga biaya utama terkait trading CFD adalah: Spreads (biaya selisih), Komisi (biaya transaksi), dan Swap (biaya semalam). Setiap broker memiliki tingkat biaya berbeda, jadi memilih tempat trading yang tepat akan membantu memaksimalkan keuntungan dari setiap posisi.
## Mengapa CFD adalah pilihan terbaik untuk investasi minyak
**Tidak perlu menyimpan fisik**
Trading minyak melalui CFD membebaskan Anda dari kekhawatiran tentang penyimpanan dan pengelolaan minyak fisik di gudang.
**Fleksibel ke kedua arah pasar**
Tidak terbatas hanya bisa membeli saat harga naik. Anda bisa melakukan short saat harga turun, memperluas peluang keuntungan.
**Menggunakan leverage untuk meningkatkan keuntungan**
Dengan modal kecil, Anda bisa mengendalikan kontrak yang lebih besar. Misalnya, dengan $1 , Anda bisa trading kontrak senilai $100, meningkatkan potensi keuntungan hingga 100% - 200%.
**Risiko lebih kecil dibanding instrumen lain**
Dibandingkan kontrak berjangka atau opsi, CFD memiliki ukuran transaksi yang lebih kecil, sehingga risiko per posisi lebih rendah.
**Pasar 24/5 tanpa batas waktu**
Trading minyak melalui CFD buka 24 jam, 5 hari seminggu. Kontrak CFD juga tidak memiliki tanggal kedaluwarsa seperti kontrak berjangka atau opsi, memungkinkan Anda membuka/tutup posisi kapan saja.
## Kesimpulan
Pasar minyak mentah adalah salah satu pasar energi yang paling sensitif dengan peluang volatilitas yang sangat menarik. Banyak faktor yang terus mempengaruhi harga minyak mentah, mulai dari permintaan dan penawaran global hingga nilai tukar mata uang. Investor dapat memilih berbagai jalur: membeli saham perusahaan tambang, trading kontrak berjangka, opsi, ETF minyak, atau trading minyak melalui CFD. Di antara semua pilihan ini, CFD tetap menjadi instrumen dasar, mudah diakses, dan paling efektif untuk memulai perjalanan trading minyak mentah Anda.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
## Kesempatan Trading Minyak Mentah di Tengah Volatilitas Pasar Energi
Tahun 2020 adalah tahun penuh gejolak bagi pasar minyak mentah global. Jika melihat kembali sejarah, belum pernah harga minyak WTI (USOIL) jatuh dari $30/barel menjadi $20, bahkan kontrak berjangka bulan Mei sempat turun ke -36,9 USD/barel – sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya. Peristiwa ini memicu "longsoran tanah" ketika minyak Brent (UKOIL) kehilangan 25% nilai dan minyak WTI kehilangan 53% hanya dalam satu sesi perdagangan pada 22/04. Tetapi pertanyaannya adalah: apakah ini saat yang "emas" bagi investor untuk masuk ke pasar crude oil?
## Empat faktor utama mendorong harga minyak mentah ke level terendah sejarah
**Permintaan global yang menurun drastis**
Sejak pandemi Covid-19 meletus, permintaan energi merosot tajam. Menurut laporan dari Badan Informasi Energi AS (EIA), konsumsi minyak selama bulan Maret 2020 turun 11,4 juta barel/hari dibandingkan rata-rata tahun 2019. Perkiraan untuk tahun 2020 menunjukkan konsumsi minyak global akan menurun 6,5% – penurunan terbesar dalam sejarah energi sejak dekade 1980-an. Berdasarkan hukum dasar penawaran dan permintaan, ketika permintaan turun tajam sementara pasokan tetap melimpah, harga pasti akan jatuh ke level terendah sejarah.
**Produksi minyak dari batu bara AS terus meningkat**
Sejak tahun 2015, teknik pengeboran minyak dari batu bara membantu AS menjadi produsen minyak terbesar dunia pada tahun 2018. Namun, dalam konteks permintaan yang menurun lebih cepat dari kapasitas produksi, pipa penyimpanan minyak di AS cepat penuh, tidak ada tempat untuk konsumsi. Hal ini menyebabkan harga minyak WTI di AS merosot karena terpengaruh oleh kelebihan pasokan.
**OPEC tetap ragu-ragu dalam mengurangi produksi**
Sementara AS terus meningkatkan produksi, OPEC tidak ingin kehilangan pangsa pasar, sehingga negara-negara anggota seperti Arab Saudi dan Rusia belum melakukan komitmen pengurangan produksi yang signifikan. Perbedaan kebijakan ini antara produsen besar memperpanjang ketidakseimbangan penawaran dan permintaan, menyebabkan harga minyak mentah terus berfluktuasi secara tidak normal dan sulit diprediksi.
**Dolar AS menguat**
Semua transaksi minyak mentah dilakukan dengan pembayaran dalam dolar AS. Ketika dolar AS menguat 25%, hal ini mengimbangi penurunan 25% harga minyak mentah. Dalam konteks ketidakpastian ekonomi global, dolar AS dianggap sebagai "tempat berlindung yang aman", yang menambah tekanan pada harga minyak mentah. Namun, ketika kebijakan dukungan ekonomi global mulai menunjukkan hasil, dolar AS bisa melemah, sehingga mendukung kenaikan harga minyak mentah.
## Strategi trading minyak mentah untuk trader
**Memahami harga negatif dan peluang keuntungan**
Satu hal yang perlu diperjelas: harga minyak negatif (-36,9 USD/barel) hanya berlaku untuk trader yang memperdagangkan minyak fisik, tidak berlaku untuk investor individu yang bertransaksi melalui instrumen derivatif. Dalam waktu dekat, saat ekonomi belum pulih sepenuhnya, permintaan minyak mentah tetap rendah, menciptakan peluang trading minyak dengan volatilitas besar. Trader dapat memanfaatkan fluktuasi ini untuk meraih keuntungan.
**Short selling saat tren penurunan berlanjut**
Jika Anda yakin bahwa harga minyak akan terus turun, Anda dapat menggunakan instrumen CFD untuk melakukan short selling. Ini adalah salah satu keunggulan trading minyak melalui CFD – Anda bisa mendapatkan keuntungan dari pasar yang turun maupun naik.
**Mengambil posisi bottom dengan analisis teknikal**
Cepat atau lambat, harga minyak akan pulih karena tidak pernah benar-benar "negatif" seperti minyak fisik. Trader cerdas harus menggunakan analisis teknikal untuk menentukan area harga yang paling berpotensi rebound. Saat ini, harga minyak berfluktuasi antara 10% hingga 30% dalam satu sesi, menciptakan peluang baik untuk trading minyak dengan leverage.
## CFD – Instrumen ideal untuk trading minyak
Untuk mendapatkan keuntungan dari volatilitas crude oil tanpa harus memiliki minyak fisik, instrumen selisih harga (CFD) adalah pilihan utama bagi trader individu.
**Cara kerjanya**
Saat trading CFD minyak, Anda memiliki dua pilihan: jika prediksi harga akan naik, buka posisi Long (membeli) di harga rendah lalu tutup posisi saat harga naik; jika prediksi harga akan turun, buka posisi Short (jual kosong) di harga tinggi lalu beli kembali saat harga turun. Dengan begitu, terlepas dari pasar bergerak naik atau turun, trader memiliki peluang meraih keuntungan.
**Struktur biaya**
Tiga biaya utama terkait trading CFD adalah: Spreads (biaya selisih), Komisi (biaya transaksi), dan Swap (biaya semalam). Setiap broker memiliki tingkat biaya berbeda, jadi memilih tempat trading yang tepat akan membantu memaksimalkan keuntungan dari setiap posisi.
## Mengapa CFD adalah pilihan terbaik untuk investasi minyak
**Tidak perlu menyimpan fisik**
Trading minyak melalui CFD membebaskan Anda dari kekhawatiran tentang penyimpanan dan pengelolaan minyak fisik di gudang.
**Fleksibel ke kedua arah pasar**
Tidak terbatas hanya bisa membeli saat harga naik. Anda bisa melakukan short saat harga turun, memperluas peluang keuntungan.
**Menggunakan leverage untuk meningkatkan keuntungan**
Dengan modal kecil, Anda bisa mengendalikan kontrak yang lebih besar. Misalnya, dengan $1 , Anda bisa trading kontrak senilai $100, meningkatkan potensi keuntungan hingga 100% - 200%.
**Risiko lebih kecil dibanding instrumen lain**
Dibandingkan kontrak berjangka atau opsi, CFD memiliki ukuran transaksi yang lebih kecil, sehingga risiko per posisi lebih rendah.
**Pasar 24/5 tanpa batas waktu**
Trading minyak melalui CFD buka 24 jam, 5 hari seminggu. Kontrak CFD juga tidak memiliki tanggal kedaluwarsa seperti kontrak berjangka atau opsi, memungkinkan Anda membuka/tutup posisi kapan saja.
## Kesimpulan
Pasar minyak mentah adalah salah satu pasar energi yang paling sensitif dengan peluang volatilitas yang sangat menarik. Banyak faktor yang terus mempengaruhi harga minyak mentah, mulai dari permintaan dan penawaran global hingga nilai tukar mata uang. Investor dapat memilih berbagai jalur: membeli saham perusahaan tambang, trading kontrak berjangka, opsi, ETF minyak, atau trading minyak melalui CFD. Di antara semua pilihan ini, CFD tetap menjadi instrumen dasar, mudah diakses, dan paling efektif untuk memulai perjalanan trading minyak mentah Anda.